Translate

Peneliti Harvard Temukan Planet "Invisible"

MASSACHUSETTS - Peneliti dari Harvard University telah menemukan planet baru yang diberi julukan planet yang tidak terlihat atau invisible Planet.

Pimpinan peneliti Sarah A Ballard mengatakan, planet tersebut sebenarnya tidak benar-benar invisible, namun para ilmuwan Harvard menyimpulkan keberadaannya dengan dalih "Pengaruh Planet dapat mengerahkan planet lain".

Illustrasi

"Planet Invisible ini ditemukan dekat gugusan konstelasi Lyra yang terletak 650 tahun cahaya dari Bumi. Kemudian kami menjulukinya Kepler 19c," ujar Ballard, seperti yang dinukil dari The Harvard Crimson, Sabtu (17/9/2011).

Kepler 19c, lanjut mahasiswa pascasarjana Astronomi Harvard tersebut, memiliki orbit yang tidak teratur, planet tersebut menyelesaikan rotasinya selama lima menit atu lebih dari lima menit.
"Hal tersebut menunjukkan, gravitasi planet lainlah yang bisa menarik Kepler 19c sehingga menyebabkan inkonsistensi dalam orbit panjang. Berarti Kepler 19c terintimidasi oleh planet lainnya," Ballard menyimpulkan.

Dia mengatakan, penemuan Kepler 19c merupakan contoh penemuan kuat pertama dari sebuah metode yang sebelumnya tampak masuk akal walau dianggap hanya berupa teori.

"Seperti yang sudah dijelaskan, metodenya yakni melihat masa orbit planet baru yang dibandingan dengan planet terdekat. Metode ini pernah digunakan oleh astronom Alexis Bouvard yang mengidentifikasi Neptunus 150 tahun yang lalu," papar Ballard.

Untuk diketahui, penemuan Kepler 19c merupakan bagian dari misi Kepler NASA yang diluncurkan pada 2009 dengan misi utama menemukan planet asing di seluruh galaksi.

____________

"As already explained, the method that is to see the new planet's orbit is compared with the nearest planets. This method was used by astronomer Alexis Bouvard that identifies the Neptune 150 years ago," said Ballard.

Robot Pembantu Lansia

TOKYO - Sebuah robot baru dengan kualitas sensor tinggi dan teknologi kontrol yang fleksibel membuat Jepang selangkah lebih maju dalam memberikan perawatan yang berkualitas tinggi untuk pertumbuhan populasi lansia.

Robot yang dikembangkan oleh para peneliti di RIKEN dan Tokai Rubber Industries (TRI), mampu mengangkat pasien dengan berat badan maksimal 80kg dari lantai ke tempat tidur dan ke kursi roda. Ini dapat mengurangi salah satu tugas perawat yang cukup sulit dan memakan banyak energi.

Robot RIBA II yang mampu membantu Lansia

Diperkirakan populasi lansia Jepang di tahun 2015 yang membutuhkan perawatan lebih lanjut berjumlah 5,7 juta orang, Jepang menghadapi kebutuhan mendesak untuk membantu tugas perawatan pada rumah sakit. Salah satu tugas yang paling berat bagi perawat ialah melakukan tugas tersebut. Mereka melakukannya rata-rata 40 kali setiap hari.
Ditahun 2009, RIKEN-TRI Collaboration Center (RTC) pernah membuat robot dengan nama RIBA (Robot for Interactive Body Assistance) yang dirancang untuk membantu tugas perawat. Robot generasi pertama ini mampu mengangkat pasien dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya. Namun robot ini memiliki keterbatasan fungsional dalam melakukan tugasnya.

RIBA-II merupakan Robot baru RTC yang dapat mengatasi keterbatasan dengan kekuatan tambahan dan fungsionalitas yang lebih banyak. Sendi baru yang dipasang di dasar robot dan punggung bawah membuat RIBA-II bisa berjongkok dan mengangkat pasien dari kasur di lantai, tugas yang paling berat secara fisik untuk perawatan. Demikian seperti dikutip Japan Today, Minggu (7/8/2011).

Robot generasi kedua ini dapat menyelesaikan tugas baru tersebut dengan baik karena memiliki Smart Rubber sensors, yang dipasang di lengan dan dada robot. Sensor tersebut memungkinkan RIBA-II untuk mendeteksi berat badan seseorang dengan cepat melalui sentuhan. Sehingga menjamin keselamatan pasien.

Di masa depan, peneliti RTC akan bekerja sama dengan mitra keperawatan untuk menguji RIBA-II dan menyesuaikan lebih lanjut pada kebutuhan pengasuh dan pasien mereka, sementara itu mereka juga mengembangkan aplikasi baru seperti rehabilitasi.

TRI bertujuan untuk membantu perawatan dengan memberikan robot seperti RIBA-II ke pasar internasional dalam waktu dekat. Dengan harapan dapat mendukung dan membatu populasi lansia yang selalu bertambah di seluruh dunia.

___________

This second-generation robot can complete the new task well because it has a Rubber Smart sensors, mounted on a robot arm and chest. The sensor allows the RIBA-II to detect a person's weight quickly through touch. Thus ensuring patient safety.

David Beckham Juga Piawai Mencukur Rambut


Sepanjang kariernya di lapangan hijau, entah sudah berapa kali David Beckham berganti gaya rambut. Untuk selebriti seukuran dia, orang pasti mengira Beckham menghabiskan setidaknya ribuan dolar untuk membayar penata rambut. Mau tau yang sebenarnya? Ternyata David Beckham mencukur rambutnya sendiri.
"Selama bertahun-tahun orang mengira kalau saya menghabiskan 2 ribu Poundsterling hanya untuk tara rambut, saya tidak pernah melakukan itu," ujar David Beckham seperti diberitakan Contact Music. Kalaupun media berspekulasi David Beckham menggunakan penata rambut kelas dunia, mungkin tidak terlalu salah mengingat selama ini ia adalah salah satu sosok yang diidolakan banyak orang dalam hal hairstyle.

"Kalau bukan teman saya yang memotong, ya saya sendiri yang melakukannya," jelas Beckham kemudian. Selain itu, Beckham juga tak punya panutan dalam menentukan gaya rambutnya. "Kadang saya bangun pagi dan bosan melihat rambut saya, saya ingin mencukurnya habis. Saya juga tidak pernah memikirkan hal lain selain karena saya senang melakukannya," lanjut Beckham kemudian.

Kalau itu benar, paling tidak David Beckham masih punya cadangan pekerjaan seandainya nanti ia memutuskan pensiun sebagai pesepak bola.

____________

Throughout his career on the gridiron, how many times David Beckham's hair style changed. For the size of her celebrity, someone must have thought Beckham to spend at least thousands of dollars to pay the hairdresser. Want to know the truth? Apparently David Beckham shaves her own hair.
Dengan Becak, Sekolahkan Anak Hingga Jadi Dokter

Dengan Becak, Sekolahkan Anak Hingga Jadi Dokter

Sleman - Seperti biasa, setiap pagi, Suyatno selalu mengayuh becaknya di antara keramaian jalan di Kota Yogyakarta. Profesi ini sudah ditekuni warga Terban, Yogyakarta, itu sejak 1975 silam untuk menyambung hidup sehari-hari. Sementara istri Suyatno, Saniyem, membantu menambah penghasilan keluarga dengan menjadi pemulung barang-barang bekas di rumah sakit.

Namun, Selasa (8/9) pagi, Suyatno tak mangkal di depan sebuah hotel untuk mencari penumpang seperti biasanya. Sebab, bapak empat anak ini mendapat undangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan orangtua mahasiswa di kampus tersebut.
Dengan mengayuhkan becaknya, Suyatno datang ke kampus UGM. Kehadirannya langsung disambut pihak penyelenggara dengan memintanya duduk di kursi barisan depan. Dirinya diminta maju dan menceritakan pengalaman mengkuliahkan anaknya di UGM yang kini sudah menjadi dokter.

Saat ini, Suyatno mengaku sudah bisa tersenyum lega dan menjalani hari tuanya dengan tenang karena anak-anaknya sudah bisa mandiri. Si bungsu, Agung Bhaktiar, kini tengah menjalani program magang di Rumah Sakit Umum Daerah Kulonprogo setelah menyandang gelar dokter dari UGM.

sumber : yahoo

_______________

With a pedal pedicab, Suyatno come to the GMU campus. His presence was immediately greeted by the organizers asked him to sit in the front row seats. He was asked to go ahead and tell her lecture experience at GMU is now a doctor.

Keren! Domino's Pizza Ancang-Ancang Buka Kedai Pizza di Bulan (Gambar Lengkap)


TOKYO - Perusahaan makanan cepat saji Domino's Pizza bertekad buka cabang di luar angkasa. Tidak main-main, mereka menargetkan punya gerai di bulan! Benarkah?

Paling tidak begitu kampanye yang diluncurkan Domino's Pizza cabang Jepang saat memperingati 25 tahun hari kelahiran gerai pizza yang kental dengan warna biru merah itu. Cabang Domino's di Jepang meluncurkan proyek bernama 'Moon Branch Project'.
Meskipun proyek ini sekadar akal-akalan, tapi Domino's tetap menyertakan rincian penting kedai pizza di bulan itu. Semisal, Presdir Domino's Pizza Jepang Scott K Oelkers mengenakan baju astronot.

Kemudian soal anggaran pembangunan. Diperkirakan kedai pizza itu akan memakan biaya 21,7 miliar dolar AS. Ini sudah termasuk 70 juta dolar AS biaya roket menerbangkan material kedai pizza mereka.

Domino's Jepang bahkan sudah punya rancangan kedai itu. Ada ruang bermain anak-anak, ada ruang fitnes, dan ada kebun. Wow!

Dalam pakaian astronot, Oelkers kemudian mengatakan "Sebuah langkah besar bagi umat manusia bila ada kedai pizza Domino's di bulan". Kutipan ini ia ambil dari pernyataan astronot Neil Armstrong saat pertama kali menjejakkan kaki di bulan puluhan tahun lalu.

Berikut ini gambar-gambar selengkapnya :










_______

Then the matter of the development budget. It is estimated that pizza shop it will cost 21.7 billion U.S. dollars. This includes 70 million U.S. dollars of material costs rocket to fly their pizza shop.

Cari Artikel

Followers

Back To Top