Penduduk di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, belakangan dihebohkan dengan
munculnya banyaknya cacing ke permukaan tanah. Fenomena serupa juga
pernah terjadi sebelum gempa besar yang terjadi pada tahun 2006 silam.
Sontak, media sosial pun ramai dengan fenomena ini. Tak hanya melalui sosial media, SMS blast pun mulai menjadi perbincangan pasca kejadian yang menghebohkan ini.
Sontak, media sosial pun ramai dengan fenomena ini. Tak hanya melalui sosial media, SMS blast pun mulai menjadi perbincangan pasca kejadian yang menghebohkan ini.
Berikut isi SMS blast yang banyak diterima warga Bantul, atas kemunculan cacing yang disinyalir akan menjadi pertanda bahaya akan bencana alam.
"Buat teman2 yg di jogya ada ngak yg tinggal di dekat bantul , ini ada info dari teman ku yg anggota Basarnas: buat jaga2 : dari bantul merata , wilayah Berbah , prambanan sampai solo , ada fenomena aneh, banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas , teman ku sih saran kan siap emercency , karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga , analisa awal , terjadi peningkatan aktifitas tektonik di jalur Subduction kidul kono , akibat terjadi pelepasan energy ke permukaan tanah , fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2006 sebelum gempa besar di DIY / khusus nya Bantul sekitar nya"
Fenomena kemunculan cacing di wilayah Bantul tersebut dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto. Ia juga mengatakan kalau banyak mendapatkan laporan dari warga terkait hal itu. Ia juga membuktikan sendiri saat tengah berjalan-jalan dengan keluargnya di daerah Dusun Karangjati, Kecamatan Kasihan, Bantul, melihat banyak sekli cacing bermunculan dari dalam tanah.
"Jumlahnya banyak, kondisinya juga lemas. saya melihat saat jalan-jalan dengan istri," ujarnya seperti dikutip dari tribunnews.
Namun begitu Dwi mengatakan kalau fenomena ini terkait dengan perubahan iklim atau cuaca yang berubah drastis di wilayah tersebut.
"Kemarin kan sempat hujan, dan saat ini panas kemungkinan karena kepanasan muncul ke permukaan. Masyarakat tidak perlu resah dan mengaitkan fenomena itu dengan ramalan gempa," tambahnya.
Himbauan Dwi diperkuat oleh Ketua Pusat Studi Bencana (PSBa) UGM, Dr Djati Mardiatno, yang mengatakan kalau keluarnya cacing dari tanah dalam keadaan lemas belum dapat dijadikan indikator akan terjadinya bencana alam atau gempa.
“Dari kajian selama ini, keluarnya cacing dari tanah belum bisa dijadikan indikator. Biasanya yang dijadikan patokan adalah keluarnya ular. Meski begitu, indikator dari ular sendiri juga banyak melesetnya,” ungkap Djati seperti dikutip dari tribunjogja.
Hal senada juga dikatakan oleh Surono selaku Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menanggapi fenomena unik tersebut.
Senada dengan Dwi, Surono mengatakan kalau fenomena ini terkait pergantian cuaca yang ekstrim, atau biasa disebut pancaroba, yakni perubahan dari musim hujan ke musim panas.
"Kemungkinan munculnya cacing karena reaksi adanya perubahan cuaca," terang sosok yang akrab disapa Mbak Rono ini seperti dikutip dari okezone.
Namun ia juga tak menutup mata kalau Bantul memang berada di wilayah rawan gempa. Sebagai catatan, gempa besar diwilayah ini terjadi pada tahun 1943 dan terakhir tahun 2006. Namun ia menyangsikan kalau gempa akan kembali muncul di tahun 2015 ini, mengingat energi lempeng yang belum cukup untuk menyebabkan terjadinya gempa.
"Dalam kurun sembilan tahun apakah mungkin energi yang dikumpulkan cukup untuk terjadi gempa seperti 2006?" jelasnya.
Sepakat dengan Dwi dan Djati, Mbah Rono menghimbau agar masyarakat Bantul jangan terpancing isu gempa atas fenomena ini. Ini merupakan fenomena biasa yang dapat terjadi disetiap daerah manapun terkait perubahan iklim yang ekstrim.
Labels:
boleh tahu,
kejadian unik
Thanks for reading Fenomena Cacing Lemas Yang Bikin Heboh Yogyakarta, Ini Dia Penjelasannya!. Please share...!
0 Comment for "Fenomena Cacing Lemas Yang Bikin Heboh Yogyakarta, Ini Dia Penjelasannya!"