Translate

Kuburan di Pulau Kelor

Sesuai dengan namanya, Pulau Kelor memang hanya selebar daun kelor. Luasnya tak lebih dari dua hektar. Daratan kecil tak berpenghuni ini hanya terdiri dari selarik pantai mini dan bangunan Benteng Martello.

Benteng Martello adalah benteng bulat dari bata yang dibuat dengan meniru benteng Mortella di Corsica (sebuah pulau di Laut Tengah). Dulu, Pulau Kelor adalah garda terdepan untuk mempertahankan Batavia dari serangan angkatan laut musuh yang menyerang dari samudera. Penjaga pulau akan memantau wilayah laut di depannya dan mengabarkan pada Batavia jika kapal musuh menampakkan diri di cakrawala.

Masyarakat sekitar juga menyebut pulau ini sebagai Pulau Kuburan. Konon beberapa pemberontak memang dimakamkan di sekitar benteng. Salah satunya adalah pemberontak yang melawan Belanda dari atas kapal Zeven Provincien pada Februari 1933. Sayang, kini setengah bagian luar benteng tertutup semak-semak sehingga tak mudah dijelajahi.

Konstruksi Benteng Martello di Pulau Kelor, Kepulauan Seribu. Foto: Famega Syavira

Bangunan benteng yang asli sebenarnya jauh lebih luas daripada yang bisa disaksikan sekarang. Benteng yang tersisa hanya bagian dalamnya. Sebagian besar benteng runtuh dan terendam air karena abrasi yang mengikis pulau.

Ketiga pulau ini dapat dicapai dari Pelabuhan Kamal Muara, Muara Angke dan Marina, Ancol. Dua pelabuhan yang saya sebut pertama adalah pelabuhan rakyat yang becek dan kotor.

Lautnya? Jangan tanya lagi. Untuk menuju pulau-pulau itu, kapal harus melewati laut berbau busuk, berwarna hitam kental akibat polusi. Beberapa kali kapal harus berhenti di tengah laut karena sampah tersangkut ke baling-balingnya. Ketika saya ke sana, baling-baling terlilit semacam senar panjang yang sulit dilepaskan.

Setelah setengah jam perjalanan, warna hitam berangsur-angsur menghilang meski air tetap tak biru. Di Pulau Kelor yang berjarak 15 menit dari pesisir Jakarta, air laut masih tampak kotor sehingga tak disarankan untuk mandi-mandi di sini.

Laut biru di Teluk Jakarta setidaknya baru akan muncul di sekitar pulau Pramuka. Meski demikian, Kepulauan Seribu bisa menjadi pilihan alternatif perjalanan yang singkat dan menyenangkan bagi warga Jakarta.

Oleh Famega Syavira
Sumber :
yahoo

http://anehunikgokil.blogspot.com/2011/05/kuburan-di-pulau-kelor.html

_______________

Communities around the island is also called as the Island Cemetery. It is said that some rebels are buried in the vicinity of the fort. One is a rebel against the Dutch from the ship Zeven Provincien in February 1933. Unfortunately, now half the outside of the fort closed the bush so not easy to navigate.

5 Hal Aneh yang Bisa Anda Temukan di Singapura

Hanya di Singapura, Anda bisa kehilangan S$100 sebelum berada di dalam kasino, mengantri dua jam untuk bubble tea, dan bergabung dengan agen kencan yang dikelola pemerintah.

Kita semua tahu tentang pendingin ruangan Singapura, mal-mal, pusat jajanan (hawker), denda untuk membuang sampah sembarangan dan membawa durian. Namun tahukah Anda bahwa Singapura juga memiliki agen kencan yang disponsori oleh pemerintah dan Hotel Merlion? Berikut ini adalah lima fakta unik lainnya tentang negara-kota ini.

1. Antrian panjang bubble tea


Kami tidak pernah melihat antrian seperti ini sejak Hello Kitty muncul di McDonald's. Toko bubble tea trendi seperti Koi, Gong Cha dan I Love Taimei benar-benar menangguk untung besar dari para penyuka bubble tea yang rela antre sampai dua jam untuk mendapatkan minuman favorit mereka.

2. Kafe pelayan


Gadis-gadis ini mengenakan bulu mata palsu, bermata besar seperti Bambi, dan kostum pelayan Perancis versi Jepang di Akibanana Café and Bar (Tanjong Pagar Road 108, +65 6222 2087) demi memenuhi setiap keinginan Anda.

Para Meido-san ini akan menyuapi Anda, merapikan kuku, bahkan memberi pijatan.

3. Hotel Merlion


Patung berbentuk setengah ikan, setengah singa ini menjalani transformasi dari tanggal 7 Februari sampai 9 Maret menjadi sebuah kamar hotel sementara untuk menerima tamu yang akan bermalam.

Seakan Merlion tidak cukup dipermalukan, kini sebuah hotel pun didirikan atas namanya.

4. Bea masuk S$100 untuk kasino


Singapura adalah satu-satunya negara di dunia yang menerapkan bea masuk ke kasino bagi penduduk lokal, sesuatu yang sangat absurd.

Banyak penduduk setempat yang sudah ditahan, didenda, dan bahkan dipenjara karena menggunakan izin kerja orang asing untuk mencoba masuk ke kasino tanpa membayar bea masuk.

5. SDU = Single, Desperate, Ugly?


Oh salah, maksudnya Social Development Unit, sebuah agen pencari jodoh yang disponsori pemerintah. Bersiap-siaplah menerima undangan keanggotaan eksklusif (dengan biaya tahunan S$10) dari SDU jika Anda berusia di atas 30 tahun dan masih melajang.

sumber : travel.yahoo

________


The statue-shaped half-fish, half lion is undergoing a transformation from February 7 to 9 March to a temporary hotel room to receive guests who will spend the night.

Danau Dua Rasa di pedalaman Kalimantan Timur


Jauh di pedalaman Kalimantan Timur sana, terbentanglah Danau Labuan Cermin. Danau bening ini istimewa karena memiliki laut di dasarnya. Laut di dasar danau? Benar, danau ini memiliki aliran air asin yang hanya ada di bagian bawah danau.

Labuan Cermin terletak di Kecamatan Biduk-biduk, Kalimantan Timur. Jika dilihat di peta, letaknya tepat di punggung hidung Kalimantan. Tempat ini bisa ditempuh dalam tiga jam perjalanan laut dari Derawan.

Bagian atas Danau Labuan Cermin berisi air tawar seperti danau pada umumnya. Namun beberapa meter di bawahnya terdapat aliran air asin. Anehnya, kedua jenis air ini tidak tercampur. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa air laut dan air tawar dipisahkan oleh lapisan serupa awan.

Belum ada yang melakukan penelitian di daerah ini sehingga terbentuknya fenomena ini masih menjadi misteri.

Lapisan keruh berwarna putih itu diduga hasil pembusukan organisme dasar labuhan yang terperangkap dan tak bisa pergi. Dua jenis air di danau ini juga menghadirkan organisme dari dua dunia. Ikan air tawar hidup di permukaan, sedangkan ikan air laut bisa ditemukan di dasar danau.


Bila lapisan air tawar sedang tipis. Awak kapal dapat menyelam dan mencicipi air asin di kedalaman sekitar dua meter. Rupanya ketebalan lapisan air tawar dan air asin bisa berubah sesuai dengan pasang-surut air laut.

Danau mungil ini dikelilingi hutan dan ada tebing menjulang tinggi di salah satu sisinya. Sambil berenang disuguhi musik hutan yaitu suara burung dan serangga. Dan tak mengherankan jika danau ini diberi nama Labuan Cermin karena airnya jernih sekali sampai orang bisa bercermin di atasnya. Arus di beberapa tempat cukup kuat dan mudah menyeret orang yang tak bisa berenang.


Untuk menuju tempat ini anda harus menumpang sampan nelayan dan melewati perjalanan selama 15 menit, menembus semak bakau dan hutan. Hutan itu masih dihuni aneka binatang liar seperti monyet, bekantan, berang-berang dan beruang madu.

Karena jaraknya cukup jauh dari kota, jarang atau hampir tidak ada turis yang berkunjung ke sini. Tempat ini hanya dikenal oleh orang-orang lokal dari sekitar daerah itu. Fasilitas dan prasarana pun masih seadanya. Tempat menginap ada di sebuah Pusat Informasi Nelayan (PIN) binaan The Nature Conservancy, suatu lembaga pegiat pelestarian lingkungan.

PIN berbentuk rumah panggung di tepi muara sebuah sungai, hanya beberapa ratus meter dari laut. Rumah itu punya semacam dermaga kecil tempat menambatkan perahu. Sungai di depan PIN berair payau. Kadar keasinannya tergantung pada pasang-surut air laut. Ketika laut surut, sungai berubah menjadi sangat jernih sehingga dasarnya dapat dilihat dengan jelas.


Dari beranda anda bisa melihat ikan berseliweran. Tak hanya dikunjungi oleh para nelayan, PIN juga menjadi tempat berkumpul anak-anak nelayan yang hendak menonton film tentang kehidupan laut atau membaca koleksi perpustakaan.

Bila hari mulai gelap saat beberapa nelayan berangkat melaut. Adapun anda dapat menghabiskan malam dengan minum kopi di beranda dan menatap air sungai dan bulan nyaris purnama. Suasana damai yang tak bisa ditemui di kota.

sumber : id.travel.yahoo
*artikel sedikit diedit agar kalimatnya sesuai

____________________

White turbid layer was allegedly the result of spoilage organisms harbor the basis of the trapped and unable to go. Two types of water in this lake also provides the organism of both worlds. Freshwater fish living on the surface, while sea water fish can be found at the bottom of the lake.


Cari Artikel

Followers

Back To Top